Jangan Sampai Maraton Berujung Maut, Kenali Bahaya yang Mengintai
Event lari Borobudur Marathon 2018 meninggalkan duka, lantaran seorang peserta lari meninggal usai mengikuti lomba di kategori full maraton. Pelari bernama Firman Aswani yang berusia 23 tahun itu mengembuskan napas terakhirnya pada Senin, 19 November 2018, seusai mengikuti lomba.
Indonesia Sport Medicine Center, dr. Andi Kurniawan, SpKO, yang juga gemar melakukan maraton mencoba menjelaskan tentang penyebab utama para peserta maraton bertumbangan.
Menurutnya masalah kardiovaskular menjadi salah satu penyebab utama tumbangnya para peserta. Sudden Cardiac Death/Sudden Cardiac Arrest (SCA) menjadi penyebab utamanya.
“Kematian peserta pada tiga maraton terakhir diduga karena sudden cardiac death atau kematian jantung mendadak. Ini mungkin karena adanya kelainan pada jantung. Biasanya karena adanya koroner atau penyempitan pada jantungnya sehingga menimbulkan kematian mendadak,” tutur dr. Andi
Pasalnya, peserta maraton bahkan bisa mencapai puluhan hingga ratusan orang. Semua beradu untuk mencapai garis finish tercepat. Meski terlihat mudah, namun maraton tidak bisa disepelekan. Pasalnya olahraga ini masuk dalam kategori high intensity excercise.
Olahraga high intesity excercise akan membuat jantung berdetak sangat kencang. Alhasil para peserta akan rentan mengalami risiko cidera bahkan kematian.
Meski demikian, tumbangnya para peserta maraton bukan hanya karena SCA. Heat Stroke atau istilahnya mengalami kepanasan hebat bisa menjadi faktor lain yang bisa membahayakan para peserta maraton.
“Kalau yang di Borobudur kemarin kecurigaannya karena heat stroke. Penyebab utama dalam maraton ada dua, satu karena masalah jantung, kedua karena heat stroke,” tutupnya.
Sekadar informasi, selain di Borobudur Marathon, Bali Maraton dan Electric Jakarta Marathon juga menyisakan duka, lantaran satu peserta meninggal dunia. Denny Handoyo, pelari Bali Marathon, ambruk sebelum menyentuh garis finis. Denny merupakan peserta di kategori 10 kilometer pada lomba yang digelar Ahad, 9 September 2018.
Selang sebulan, tepatnya 28 Oktober 2018, salah satu peserta Electric Jakarta Marathon pun meninggal. Arief Hartani meninggal saat mengikuti lomba di kategori 5 kilometer. Peserta Lomba Lari Maraton ini disebut-sebut terjatuh di kilometer tiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar