Serie A kembali mendapatkan martabatnya. Panggung mereka kini tak lagi sepi, bukan hanya diisi pemain yang sekadar bagus. Kedatangan Cristiano Ronaldo ke Juventus membuat sepak bola Italia mendapatkan sorotan besar lagi. Bandar Bola
Bianconeri boleh berbangga karena jadi pemicu geliat transfer tim-tim Italia. Total 117 juta euro mereka gelontorkan untuk mendatangkan CR7. Tak berhenti samapai di situ, mereka juga dikabarkan akan mengincar salah satu bek terbaik La Liga, Diego Godin.
Kabar baiknya, AS Roma juga telah mendatangkan Javier Pastore dan Justin Kluivert. Disusul pula Napoli yang mendatangkan Fabian Ruiz. Nama-nama itu menunjukkan Serie A masih punya geliat.
Para kontestan Serie A pun mulai berani merogoh kocek dalam-dalam untuk mendatangkan pemain bintang. Ini sedikit mengingatkan kita dengan era keemasan mereka di dekade 1990-an hingga pertengahan 2000.
Namun, apakah Serie A, atau klub-klub Italia sepenuhnya demikian? Sayangnya, tidak.
Senin waktu setempat, Bari dan Cesena resmi dinyatakan bangkrut. Keduanya harus memulai kompetisi dari Serie D.
Bari bahkan sudah menemukan secercah harapan untuk kembali ke Serie A lantaran lolos ke babak play-off. Sayang, mereka kudu mengubur impiannya usai kalah dari Cittadella di babak penyisihan.
Sudah jatuh tertimpa tangga, tak ada investor yang mau mengakusisi mereka hingga batas penutupan Senin lalu. So, klub berlogo ayam jago itu dibuang ke Serie D, setali tiga uang dengan yang dialami Parma tiga tahun lalu.
Kesebelasan Italia dan kebangkrutan bak sahabat karib. Sejak Fiorentina mengalami kebangkrutan 2002 silam, total 153 tim telah mengalami perombakan kembali. Beberapa berhasil selamat lantaran merger dengan tim lain dan beberapa sisanya kudu gulung tikar.
Jika dirata-rata ada delapan klub yang mengalami kebangkrutan per tahun. Dalam beberapa bulan terakhir saja klub-klub macam Akragas, Modena, Mestre, Reggiana, Andria, dan Vicenza mengalami situasi sulit. Vicenza sendiri selamat setelah bergabung dengan sesama klub Serie C lainnya, Bassano Virtus. Sedangkan Modena kudu memulai langkah mereka dari Serie D.
Ironis, mengingat keduanya pernah mencicipi panggung Serie A. Modena sukses merangkak ke level teratas sepak bola Italia itu pada 2002/2003 silam, sekaligus menjadi torehan pertama mereka dalam 38 tahun terakhir. Vicenza lebih hebat lagi karena sukses meraih Coppa Italia 1997. Bahkan, Biancorossi berhasil menggapai semifinal Piala Winners 1997/1998 sebelum keok dari Chelsea dengan agregat 2-3.
Jadi, kedatangan Ronaldo tak melulu menjadi contoh gemerlap sepak bola Italia. Toh, di balik panggung Serie A yang megah itu, banyak mereka yang megap-megap dan akhirnya gulung tikar. Bandar Bola
Tidak ada komentar:
Posting Komentar