Seorang mahasiswa bernama Danick Danoko melaporkan Ketua Bidang Advokasi dan Hukum DPP Gerindra Habiburokhman ke polisi terkait statementnya soal 'mudik neraka'. Habiburokhman pun akan melaporkan balik si pelapor karena telah menudingnya berbohong.
"Saya sudah baca, saya akan laporkan balik yang bersangkutan," kata Habiburokhman melalui keterangan via WhatsApp kepada Beritadotz, Kamis (21/6/2018).
Habiburokhman sangat yakin dengan pernyataannya itu. Dia mengaku punya bukti-bukti kuat soal kemacetan di Merak tersebut. DOMINOQQ
"Selain keterangan sopir saya, saya punya bukti konkret bahwa saat itu benar macet parah," ujarnya.
Selain pelapor, Habiburokhman juga akan melaporkan sejumlah pihak yang juga menudingnya berbohong. "Ini sedang saya verifikasi, ada cukup banyak (yang menuduhnya berbohong-red). Saya sangat confidence dengan data yang saya miliki," lanjutnya.
Habiburokhman mengirimkan sejumlah link berita media soal kemacetan di Pelabuhan Merak, Banten sebagai bukti bahwa dia tidak asal ngomong. Berita-berita tersebut dimuat media pada tanggal 13 Juni 2018, hari yang sama ketika sopirnya melakukan perjalanan ke Merak.
"Berita di atas adalah hard evidence bahwa Merak benar macet parah pada tanggal 13 Juni 2018. Informasi yang sama saya peroleh dari sopir saya yang membawa mobil saya disana pada saat itu. Kemacetan mulai dari exit tol Merak sampai dengan naik ke kapal memakan waktu sekitar 6 jam," paparnya.
Menurutnya, dengan adanya referensi sejumlah media soal pemberitaan tersebut cukup membuktikan bahwa terjadi kemacetan di Merak. Menuduhnya berbohong berarti menganggap media juga berbohong.
"Ini jelas berita media dengan waktu dan tanggal serta tempat yg sama, masak mereka mau menuduh media bohong," lanjutnya. AGEN DOMINOQQ
Dia juga memiliki bukti percakapan pesan singkat dengan sopirnya saat itu. "Itu jelas SMS sopir saya baru masuk kapal 12.29, padahal dia sampe exit tol Merak sekitar jam 5.30," ucapnya.
Habiburokhman sendiri tidak membantah bahwa dirinya mudik tidak melalui Merak, melainkan menggunakan pesawat udara. Selain standar sebagai advokat, dia memilih mudik pakai pesawat karena sudah tahu perjalanan darat bakal macet.
"Saya jelas memilih mudik pakai pesawat kelas bisnis, karena itu standar saya sebagai advokat, masa saya tahu mudik bakal macet dan seperti neraka saya masih mau lewat Merak? nanti saya dibilang bego," tuturnya.
Habiburokhman mengultimatum pihak-pihak yang menuduhnya berbohong untuk menghapus tudingan tersebut sebelum dirinya menempuh jalur hukum.
"Ini masih suasana lebaran, saya masih kasih bonus kepada mereka yang memfitnah saya bohong, tapi kalau tidak mereka hapus dan hentikan maka saya cadangkan hak saya untuk menuntut mereka dalam waktu yang tidak terlalu lama," tuturnya.
Habiburokhman dilaporkan oleh mahasiswa bernama Danick Danoko ke Polda Metro Jaya pada Rabu (20/6) kemarin. Danick menilai Habiburokhman telah menyebarkan kebohongan dengan menyebut 'mudik tahun ini seperti neraka'.
Danick mengatakan, pernyataan Habiburokhman soal kemacetan di Pelabuhan Merak, Banten pada tanggal 13 Juni 2018 lalu, tidak sesuai fakta di lapangan. Danick sendiri mengaku pada tanggal yang sama berada di Merak dan tidak menemukan kemacetan seperti yang digambarkan oleh Habiburokhman.
"Saya H-2 itu melakukan perjalanan dari rumah ke Merak, Banten untuk nganter rekan, nganterin teman saya. Dalam perjalanan itu tidak menemukan ada kemacetan seperti yang dibilang oleh Pak Habiburokhman ini. Tapi saya nggak ke Lampung, saya balik lagi ke Jakarta. Saya cuma nganter doang sampai pelabuhan, terus saya pulang lagi ke Jakarta," tutur Danick.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar