Spanduk dan baliho mengecam teror bom di Surabaya dianggap sebuah bentuk kecintaan arek-arek Suroboyo terhadap Kota Pahlawan. Berbagai spanduk mengecam teror pun dipasang di beberapa sudut kota.Bandar Bola
"Kami menilai ini bentuk ekspresi kemarahan dan penolakan keras dari warga masyarakat Kota Surabaya terhadap serangkaian aksi teror yang menyasar kota ini," kata Ketua PDIP Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana pada detikcom, Rabu (16/5/2018).
Ia menilai aksi teror yang menyebabkan banyaknya korban meninggal maupun luka serta trauma, sama sekali tidak membuat warga takut. "Saya melihat, warga semakin kuat, makin bersatu melawan sekaligus mengecam aksi teror," ujarnya.
Whisnu mencontohkan, beberapa aksi mengutuk teror dengan menyalakan lilin bersama di Monumen Tugu Pahlawan dilakukan secara spontanitas, tanpa ada janjian ditambah dengan saat ini munculnya baliho maupun spanduk kecaman terhadap teror.
"Seluruh ekspresi itu juga menunjukkan bahwa warga Surabaya, arek-arek Suroboyo, sangat mencintai kota ini," ungkap Whisnu yang juga Wakil Wali Kota Surabaya ini.
Pria yang juga Wakil Wali Kota Surabaya ini menilai munculnya banyak spanduk dan baliho kecaman teror bom di Surabaya, sebagai bentuk ekspresi arek-arek Suroboyo yang kembali terbangun setelah aksi pengeboman di zaman revolusi.
"Rakyat Kota Surabaya berkembang sangat dinamis dan aktif mengembangkan pola-pola kehidupan yang mencerminkan harmoni dan perdamaian. Itu terlihat dari tingginya keterlibatan warga dalam membangun kota ini, juga dalam gotong-royong di lingkungan masing-masing. Surabaya telah menjelma menjadi 'Rumah Bersama' yang damai, dimana di dalamnya hidup guyub bermacam latar belakang manusia, baik suku, ras, agama dan golongan. Kami berdampingan dan saling bekerja sama. Bahu-membahu, satu sama lain," tegas Whisnu.
Pihaknya juga memerintahkan seluruh kader pengurus untuk ikut bersama warga, bahu-membahu menjaga keamanan dan kenyamanan Kota Surabaya.Bandar Bola
Tidak ada komentar:
Posting Komentar